By Eko NP Andi | Saturday, May 28, 2011
Posted in: | 12 komentar

Renungan Malam Ini...


Tengah malam kali ini, saya seharusnya bersuka cita. Berbahagia merayakan bertambahnya usia. Tapi kali ini, saya ingin tengah malam ini merenung sendiri. Introspeksi.
Sepertinya, tahun-tahun yang saya tinggalkan kemarin belum banyak yang saya lakukan. Banyak kesalahan yang saya perbuat. Pastinya, saya belum menjadi saya yang sesungguhnya.
Tengah malam kali ini, saya ingin menggenggam cita dan mimpi setahun mendatang. Menjadi pribadi yang lebih baik untuk diri saya dan orang-orang di sekitar saya.
Tengah malam kali ini, keinginan sederhana itu semoga bisa tetap kupegang. Saya ingin setahun mendatang konsisten menjalani keinginan itu.
Amin...

Read more
By Eko NP Andi | Monday, May 16, 2011
Posted in: | 0 komentar

YNWA

Hasil akhir Liverpool kontra Spurs sungguh menyesakkan, apalagi untuk kesekian kalinya Howard Webb yang jadi pengadil. Sejak tahu si plontos yang jadi referee saya punya feeling gak enak, traumatik lebih tepatnya. Beberapa kali keputusannya berat sebelah.
Tak terhitung berapa kali cacian yang dilontarkan Liverpudlian pada si Webb di stadion, tak puas hanya di stadion twitter pun jadi media menumpahkan kekesalan. Tapi terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh Webb Plontos, saya sependapat dengan ucapan King Kenny setelah laga, bahwa Liverpool tidak bermain seperti dua pertandingan terakhir, terlambat panas. Hingga akhirnya momentum diambil oleh Spurs lewat Van der Vaart di menit ke 8. Kalau akhi
Kekalahan kali ini semakin mempersulit jalan Liverpool untuk berlaga di Europa League musim depan. Liverpool kini tertinggal satu poin dengan Spurs. Match Day terakhir minggu depan adalah babak final perebutan tiket zona eropa. Masih ada jalan ke Eropa, walaupun dengan syarat Spurs harus menelan kekalahan, minimal seri lawan Birmingham dan The Reds menang atas Villa.

Read more
By Eko NP Andi | Friday, April 15, 2011
Posted in: | 5 komentar

Ternyata Cinta...

Kamis sore (14/04/2011), saya baru saja menghadiri interview. Dalam interview tersebut sempat si pewawancara memberi pertanyaan kepada saya, strategi apa yang akan Anda terapkan jika bergabung dengan perusahaan ini? FYI, perusahaan tersebut bergerak di bidang perbankan mikro. Menarik sih, tapi saya rasa jawaban yang saya berikan tidak memuaskan saya. Pertanyaan tersebut menghantui saya selama perjalanan pulang. Sambil mengendalikan si roda dua bergelut dengan kemacetan Malang di sore hari, saya mencoba mencari jawaban.

Akhirnya jawaban mulai mengerucut. Apa itu? Sebentar, nikmati dulu tulisan ini. Hehehe… Persaingan dunia perbankan mikro semakin memerah, sangat ketat. Bank-bank besar hampir semuanya memiliki divisi mikro. Wajar saja sebenarnya, bayangkan saja berapa banyak pengusaha kecil yang masih kesulitan pendanaan untuk mengembagkan usaha mereka? Nah, kalau mereka bisa “diberdayakan” tentu ujung-ujungnya pasti keuntungan yang menggiurkan. Siapa coba yang tak tergiur dengan potensi pasar yang ranum itu?

Namun, tentunya persaingan di lapangan pasti lebih seru. Pertarungan para “prajurit” (baca saja sales, karena beberapa bank punya nama yang berbeda-beda untuk salesnya) pasti berdarah-darah, kata seorang teman. Head to head dengan kompetitor. Banyak cerita yang saya pernah dengar dari kawan tentang ini. Nggegirisi. Nah, disinilah dibutuhkan CINTA dari seorang sales.

Eit, apa itu CINTA? Oke, begini saja, saya mengibaratkan menjual produk itu sebagaimana Anda mengejar cinta sang pujaan hati. So pasti, segenap daya upaya dikerahkan untuk terlihat positif didepan gebetan. Entah itu mendengarkan keluh kesahnya, lebih peduli terhadapnya, banyak memberi (dan membeli. Hehehe…). Sebisa mungkin kedekatan dengannya menjadi lebih dekat, dan sangat dekat hingga akhirnya memasrahkan hatinya untuk Anda.

Nah, tenaga sales pun demikian pula. Menurut saya, seorang sales harus penuh cinta. Pendekatan konvensional saja tidak cukup. Seorang tenaga penjualan tentu tak bisa hanya menjual, tanpa mengambil hati konsumennya. Dalam menjalin sebuah hubungan tentunya akan didahului dengan pendekatan, mengenal lebih dalam, dan kemudian lebih intim lagi.

Intinya, menurut Yuswohady ada 8 prinsip yang bisa diterapkan dalam rangka Love Marketing. Memberi (giving), curhat (conversation), mendengar (listening), berbagi (sharing), peduli (caring), empati (empathy), kepercayaan (trust), pertemanan (friendship). Dengan menerapkan 8 prinsip tersebut dapat dipastikan dengan sendirinya akan terbentuk koneksi secara emosional dengan konsumen. Dan semakin rajin memupuk koneksi emosional pelanggan bisa dipastikan merekalah konsumen yang loyal dan pada akhirnya mereka adalah evangelist bagi brand tersebut.

Read more
By Eko NP Andi | Tuesday, April 12, 2011
Posted in: | 1 komentar

Tempate Baru, Posting baru

Hampir setahun lamanya saya tak menengok blog ini, terlintas pikiran untuk mengganti template. Yah, untuk kesekian kalinya blog ini berganti wajah. Ganti suasana. Harapannya sih sederhana, semoga wajah baru semangat untuk mulai rajin menulis tumbuh kembali. Semoga. Walaupun tak ada jaminan juga. hehehe...

Well, akhir-akhir ini kemampuan menulis saya menurun sangat tajam. Kalau dulu masih aktif di kampus, sedikit banyak (gak konsisten, sedikit ya sedikit, banyak ya banyak) masih sering nulis. Lha sekarang, pengen nulis eh... baru satu kalimat udah kebingungan mau nyambungin.

Padahal, otak saya ini tak pernah berhenti berbisik untuk meluapkan opini, uneg-uneg, dan apalah itu. Otak ini selalu saja usil. Ada aja yang pengen dikomentari. Mata lihat ini komentar, lihat itu komentar. Usil banget deh...

Ya sudah, mumpung belum tambah ngawur sampai disini dulu tulisannya. Besok-besok dilanjut lagi... Cukup sudah pemanasannya. Hehehehehe....

Read more