Posted in:
By Eko NP Andi 2 komentar

Ponari dan Bisnis Minuman

Sebenarnya boleh dibilang telat dan sudah basi kalau aku nulis ini. Karena fenomena ini sudah menjadi buah bibir sekian minggu yang lalu. Dan sudah banyak diulas oleh media-media tanah air.
Ponari, bocah cilik berusia sepuluh tahun ini beberapa minggu terakhir menjadi fenomena di masyarakat kita. Betapa tidak, berawal dari sambaran petir dan menemukan sebuah batu, si Ponari menahbiskan dirinya sebagai dukun dengan batu “ajaib” tersebut sebagai pusakanya. Karena si batu dipercaya mampu menyembuhkan penyakit apa saja.
Berbekal informasi dari mulut ke mulut, maka berbondong-bondonglah masyarakat menemui Mbah Dukun Ponari. Apalagi jika bukan untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dengan perantara air yang telah dicelup batu “ajaib” itu sebelumnya.
Seorang Bapak yang kebetulan sedang nongkrong di pos ronda dosenku pada suatu malam, mengatakan jika salah seorang tetangganya pernah berobat pada Ponari dan penyakitnya dengan ajaibnya sembuh. Yah, walaupun kebenarannya sepenuhnya masih tanda tanya besar bagiku.
Kebesaran nama Ponari ini mau tak mau membuat warga yang kurang mampu merasa mendapat angin segar. Ditambah lagi mahalnya biaya berobat ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya dari pemerintah maupun swasta menjadikan pamor Ponari semakin meluas. Berdesak-desakan menunggu giliran bertatap muka langsung dengan sang dukun pun dilakoni, asal penyakitnya bisa sembuh. Meskipun nyawa taruhannya.
Berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan berkah sang dukun. Bahkan ada yang (maaf) meminum air comberan dari rumah Ponari. Aku tak habis pikir sama orang-orang ini. Kenapa sampai sebegitunya? Apa sudah kehilangan nalar?
Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata memang begitulah karakter bangsa kita. Ben Anderson pernah mengatakan dalam bukunya tentang karakteristik orang jawa yang suka akan hal-hal yang berbau klenik (Ada lima sebenarnya, kata temanku). Irrasional, lebih tepatnya. Yah, begitulah adanya.
Tapi dibalik itu semua, ternyata kebesaran nama Ponari memberi berkah tersendiri bagi beberapa orang. Diantaranya penjual dadakan, bahkan kisah Ponari pun dibukukan dijual dengan harga 5000 per-buku (mengikuti jejak Ryan kayaknya). Bahkan, kawan-kawan blogger yang tingkat kreativitasnya tinggi pun sudah mendesain produk minuman energi bernama Ponari Sweat. Yang mungkin jika diproduksi secara massal, tak usahlah mengantre, cukup membeli di toko-toko terdekat. Hehehe... Seperti ini nih contohnya...












sumbernya dari sini















sumbernya dari sini





















sumbernya dari sini

Sudah dulu yah, aku capek. Hehehe... Selamat menikmati Ponari Sweat!!!

2 Responses so far.

  1. wahahaha... habis ini otsuka bangkrut, pocari sweat gak laku

  2. Anonymous says:

    ngakak guling2
    nggae pabrik ae maringono ponari....