Posted in:
By Eko NP Andi 3 komentar

Perahu Kertas


Judul : Perahu Kertas

Pengarang : Dewi Lestari/ Dee

Halaman : xii + 444 halaman

Harga : Rp 69. 000 (Gramedia), Rp. 58. 650 (Toga Mas)

Penerbit : Bentang Pustaka & Truedee Pustaka Sejati


Menghanyutlah perahu kertas, aliran sungai akan membawanya menyusuri riak-riak air, kadang tenang, kadang deras. Dibutuhkan keberuntungan untuk sebuah perahu kertas melewati tiap rintangan dalam perjalanan itu. Hingga pada suatu ketika sampailah dia pada muaranya, tempatnya berlabuh di akhir sebuah perjalanan panjang.

Seperti itulah pengalaman yang saya dapatkan setelah menyelesaikan karya terakhir dari Dewi Lestari tersebut. Kadang datar, kemudian oleng, hingga akhirnya kembali tegak. Novel ini terkesan filmis karena objek ceritanya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tak seperti karya-karyanya terdahulu yang, menurut kawan-kawan saya, tergolong rumit. Saya sendiri baru membaca dua karya terakhir Dee, termasuk ini.

Secara umum, novel ini bercerita tentang kisah cinta antara dua tokoh utama dalam novel ini, Kugy dan Keenan. Dua sosok yang digambarkan Dee dengan kata unik dan ajaib. Kugy adalah keunikan itu, berantakan, pengkhayal, suka menulis dongeng dan bercita-cita menjadi penulis dongeng, sebuah cita-cita yang nggak banget. Sedangkan Keenan, cerdas, artistik, penuh kejutan, pelukis ajaib, dan bercita-cita menggantungkan hidupnya dengan menjadi pelukis.

Keduanya bertemu secara tidak sengaja, saling mengenal dan pada akhirnya saling mengagumi. Keduanya saling melengkapi dan mendukung impian, lengkap dengan bumbu-bumbu romansa sepanjang cerita adalah keasyikan tersendiri berlayar bersama perahu kertas.


***


Walaupun ini adalah karya dari Dee yang paling ringan, tidak akan menyesal membaca buku ini. Karena tetap sarat akan makna. Entah itu lewat cerita, ataupun lewat quotes yang dirangkai oleh si penulisnya. Quotes yang disajikan terbilang menarik, seperti ini contohnya:

Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.

Untuk pembaca yang mudah teraduk emosinya, tak usah malu-malu jika ingin menangis. Hehehehe… Sekarang, saya mulai bingung mau nulis apalagi. Pastinya buku ini recommended. Well, selamat menyusuri riak-riak aliran Perahu Kertas. Sekarang sedang butuh bacaan lagi. Ada yang mau rekomendasi?

3 Responses so far.

  1. mamaino says:

    aku baca versi pdf-nya. tapi gak selese. dah gitu susunannya berantakan gitu. tapi tetep keren!

    semoga kesampaian belinya. aminnnn!

  2. mamaino says:

    oya, eniwei baidewai buswei, i like this posting. the way u make it mengalir kayak air. hehe.

  3. Aku awlnya juga baca versi pdf-nya tp jadi penasaran pas ngeliat bukunya nangkring dengan indahnya di Toga Mas.Hehehe... Thanks for your comment..